Jumat, 07 Mei 2021

Kurang Berambisi

 Kurang Berambisi

Ini bukanlah pernyataan yang ingin anda lihat dalam tinjauan kinerja atau evaluasi performance anda. Dan sering sekali dunia mendoktrin kalau orang yang kurang berambisi pastilah jarang mendapat kesempatan untuk dipromosikan ke level yang lebih tinggi.

Kita mau menjadi yang nomor satu. Kita mau menjadi yang terdepan. Kita mau menjadi pemimpin. Lalu kita merasa tanpa ambisi tidak mungkin bisa mencapai kesana. Sayangnya terlalu ambisi sering membuat orang meninggikan diri sendiri dan bukannya mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

Kita lihat kisah Saul, sang raja pertama bangsa Israel. Ia mulai memerintah dengan kerendahan hati, tetapi kemudian ia memegang jabatan sebagai milik pribadi, sebagai hak miliknya, bukan milik-Nya lagi. Ia lupa kalau ia berada di kursi orang nomor satu karena ia menerima tugas istimewa dari Allah untuk memimpin bangsa dan menuntunnya kepada Allah. Akhirnya, ketika Allah menolak Saul sebagai raja, yang dipedulikan Saul hanyalah kepentingan dirinya sendiri.

Di dunia ini, ambisi sering mendorong orang untuk melakukan apapun demi naik ke suatu posisi yang terpandang, dikagumi dan disanjung, dan berkuasa atau suatu area. Tidak perlu dipertanyakan, ambisi ini sudah melekat pada daging tubuh kita dan semakin menjerat kita ketika kita berpikir segalanya mesti tentang aku. Kita menyombongkan diri. Dan ini ialah dosa.

Jika anda ingin menjadi seseorang yang naik ke puncak, biarlah ambisi anda adalah untuk senantiasa rela mengasihi dan melayani Allah dengan segenap hati, jiwa dan raga, akal budi, dan kekuatan anda.

Semoga kita dimampukan untuk memiliki ambisi yang memandang terus tertuju kepada Allah.

Refleksi Kitab 1 Samuel 15 (3 April 2021)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar