Kecil berdaya mulia
Kecil sama artinya dengan belum cukup, perlu lebih. Pendapat umum menganggap bahwa tidak banyak yang bisa dicapai dengan sesuatu yang kecil. Bentuk yang kecil, uang kecil, jumlah yang kecil, waktu yang kecil, dan lain-lain.
Kita cenderung yakin kalau lebih banyak hal yang dapat kita lakukan, jika kita mempunyai sumber dana yang besar, tenaga kerja yang banyak, dan ide-ide yang beraneka ragam.
Sayang, apa yang diyakini kita hanyalah sebatas kekuatan manusia, dan sering pula percaya apa kata manusia yang telah mencapai tingkat yang bukan kecil-kecilan.
Namun, hal-hal itu tidaklah benar seluruhnya. Bahkan tidak berarti apa-apa. Apabila kita sanggup mengarahkan mata kita kepada siapa yang menciptakan kehadiran dan kehidupan kita satu per satu, yaitu Allah.
Mari kita lihat 2 kisah yang akan menunjukkan bahwa kecil di mata manusia, menjadi besar ketika Allah ada di dalamnya.
Kisah pertama, adalah kisah seorang yang hampir tidak dikenal bahkan mungkin tidak diketahui yakni Samgar. Pernah dengar? Semoga iya. Pekerjaannya hanyalah beternak lembu di padang rumput. Tetapi zaman dimana ia hidup, adalah zaman yang tidak kondusif, ada ancaman dari orang luar yang dapat menjarah, ada peperangan antar bangsa, dan tiadanya pemimpin yang mengayomi kehidupan warga seperti Samgar. Inilah kisah orang Israel mula-mula berada di Tanah Perjanjian. Belum ada raja. Sering diserang bangsa Filistin. Terlebih perampokan dan penjarahan. Tapi sebuah kisah ditulis pastilah ada makna bagi yang menemukannya.
Tokoh yang kurang dikenal seperti Samgar berhasil melepaskan Israel dari cengkeraman bangsa Filistin seorang diri. Bagaimana caranya? Buku Hakim-Hakim 3:31 mencatat ia mendapat kemenangan besar dengan membinasakan 600 orang Filistin dengan hanya memakai tongkat penghalau lembu lawan senjata pedang tombak. Bisakah akal manusia mencerna kemustahilan ini? 1 lawan 600. Tongkat penghalau lembu lawan senjata pedang tombak. Kecil lawan besar.
Kisah kedua, kisah yang hampir diketahui siapa saja. Untuk mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir, Allah mengutus Musa, tapi ia kuatir mereka tidak mau mendengarkan atau menurutinya. Kitab Keluaran 4:2 mencatat, Allah berfirman, "Apakah yang ada di tanganmu itu?". Jawab Musa, "Tongkat." Lalu kita seharusnya tahu Allah memakai tongkat di tangan Musa untuk meyakinkan orang Israel supaya mengikutinya. Sebuah tongkat kecil. Mengubah air sungai Nil menjadi darah. Mendatangkan wabah penyakit pandemi hebat di Mesir. Membelah Laut Merah. Melakukan banyak perkara mukjizat di padang gurun belantara. Kecil berdampak besar.
Gila enggak? Hal ini di luar akal kepintaran manusia. Melampaui pengalaman orang yang paling senior sekalipun. Kecil tapi skalanya besar banget. Kita jangan lihat bendanya, tetapi lihat Allah-Nya kita. Barulah hal-hal yang kecil akan dimultiplikasikan begitu powerful.
Tongkat Samgar dan tongkat Musa, ketika dipersembahkan bagi Allah, telah menjadi media yang luar biasa. Ini menolong kita, bahkan sangat menolong kita untuk melihat, bahwa Allah dapat memakai hal kecil apa pun yang ada di tangan kita, yang kita miliki, untuk melakukan hal-hal yang luar biasa, ketika hal itu diserahkan kepada-Nya.
Allah tidak mencari orang yang berpunya, juga tidak pada orang yang bermodal besar, tidak pada orang yang berkemampuan hebat. Melainkan mencari mereka yang memberikan diri dan apa yang dimilikinya untuk mengikuti dan menaati Allah. Semoga kita dimampukan untuk percaya dan taat, trust and obey, for there is no other way.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar