Bapa segala dusta
Kendali Iblis atas umat manusia dimulai ketika ia berhasil memperdaya pikiran Adam dan Hawa untuk melawan Allah. Supaya berhasil, ia mengucapkan dusta tentang Allah kepada mereka.
Tentang siapa Allah.
Tentang kebaikan Allah.
Tentang firman Allah.
Tentang maksud Allah.
Iblis masih memakai cara lamanya tersebut sampai saat ini. Buktinya? Ketika masalah mengusik hidup kita, ia akan mengucapkan dusta:
Kita merasa Allah jauh dari hidup kita.
Kita mempertanyakan kebaikan Allah.
Kita meragukan apakah firman-Nya dapat dipercaya.
Kita meragukan maksud baik Allah.
Bukan hanya waktu susah, waktu senang pun, iblis juga mengucapkan dusta:
Kita merasa kita yang mengusahakan keberhasilan, posisi, dan kesejahteraan kita.
Kita melupakan Allah dan kebaikan-Nya.
Kita tidak lagi merenungkan firman-Nya.
Kita tidak mencari maksud kekekalan Allah di balik segala apa yang kita punya.
Masalahnya, bahwa kita, lebih percaya kepada ucapan Iblis. Dan ketika kita terperdaya dan jatuh, kita melemahkan kesetiaan kita kepada Allah. Ketika kita di puncak, kita melupakan Allah dan menganggap pencapaian ini adalah usaha kita.
Yesus berkata bahwa ketika iblis "berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta" (Yoh 8:44).
Perkataan siapakah yang anda simak akhir-akhir ini? Semoga kita dimampukan untuk percaya Allah, bukan dari ucapan, tapi karena melihat Allah dalam hubungan pribadi yang akrab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar