Prinsip #1
Kembangkan daya tarik rohani dalam kehidupan Anda.
Prinsip #2
Jika kini Anda sedang menjalin hubungan dengan seseorang yang bukan pasangan sejuta dolar, putuskan hubungan itu segera.
Prinsip #3
Ketika berpacaran, jadikan pertumbuhan rohani sebagai tujuan utama Anda.
Prinsip #4
Berdoalah setiap hari untuk pasangan masa depan Anda.
Prinsip #5
Temuilah beberapa konselor/pemimpin yang disegani untuk mengesahkan pilihan Anda tentang pasangan hidup.
Prinsip #6
Tetapkan standar yang cukup tinggi untuk melindungi masa depan Anda.
Bagaimana seandainya Anda dapat menemukan pasangan yang tepat, seseorang yang hidup bersama Anda sepanjang sisa hidup Anda, yang memenuhi seluruh kerinduan dan harapan Anda?
Seberapa berharganya pasangan semacam itu bagi Anda?
Saya rasa Anda akan setuju bahwa pasangan semacam itu tak ternilai harganya!
Itulah tepatnya yang akan dibahas dalam buku ini, yaitu menemukan pasangan sejuta dolar Anda.
Entah bagaimanapun situasi Anda, saya ingin ANda sadar bahwa Anda OKE. Sampai di mana pun proses Anda saat ini, yang jelas apa yang Anda rasakan sangatlah normal. Menjadi lajang tidak membuat Anda menjadi orang asing di muka bumi ini. Saya tidak ingin Anda berpikir bahwa karena saya menulis sebuah buku mengenai pasangan sejuta dolar, maka berarti pernikahan ditujukan bagi setiap orang. Saya sama sekali tidak meyakini hal itu. Namun saya yakin bahwa keduanya, menjadi lajang maupun menjadi orang yang menikah, merupakan anugerah Allah. Jika Anda menganut keyakinan tersebut, seperti saya, yakni bahwa terdapat suatu rancangan ilahi bagi Anda, maka rancangan itu mencakup keduanya, anugerah pernikahan atau anugerah menjadi seorang lajang. Setiap pemberian diikuti oleh serangkaian berkat dan tantangan yang sangat indah. Apabila Allah merencanakan Anda menjadi seorang lajang, maka Dia berjanji menyediakan segala sesuatu yang Anda butuhkan, bahkan Dia memegang rencana itu sebagai bagian dari panggilan-Nya atas hidup Anda.
Ketika semuanya sudah diputuskan dan dijalankan, terpilihnya pasangan yang tepat harus menjawab tiga pertanyaan berikut:
Apakah ia mengasihi Tuhan saya?
Apakah ia dapat menerima misi Tuhan yang diberikan dalam hidup saya?
Apakah ia memiliki kualitas-kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi pasangan saya?
Dan tentu saja, dapatkah ia menjawab tiga pertanyaan yang sama seperti di atas berkenaan dengan saya?
Kita semua terdiri dari tiga bagian - tubuh, kepribadian, dan roh. Masing-masing bagian diwakili oleh salah satu lingkaran konsentris. Sebagian besar orang pada awalnya menjalin hubungan berdasarkan daya tarik luar - pada umumnya kaum pria mula-mula memerhatikan fisik, lalu baru kepribadian. Kaum wanita pada umumnya pertama-tama memusatkan perhatian pada kepribadian, lalu barulah pada tubuh. Masalahnya, baik tubuh maupun kepribadian akan sama-sama mengalami kemunduran. Begitu daya tarik itu hilang, hubungan pun mulai hancur berantakan. Kita semua telah melihat hal ini berkali-kali untuk direnungkan.
Bila Anda mencari pasangan, jangan mencari seseorang yang melakukan berbagai hal bagi Allah. Yang perlu Anda temukan adalah seseorang yang menunjukkan bukti kuat bahwa Allah telah melakukan sesuatu baginya.
1:5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
2 Petrus 1:5-81:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Semua yang telah kita bicarakan terjadi karena iman. Apabila Anda menyatakan iman yang sejati, Anda diajarkan tentang dasar-dasar suatu hubungan, yang bukan dihasilkan oleh kerja keras Anda atau oleh karena Anda menjalani kehidupan dengan baik, melainkan karena iman dalam Yesus Kristus dan kematian-Nya di kayu salib. Meskipun iman Anda terutama menjadi dasar kehidupan dengan moral yang unggul, iman Anda merupakan iman hidup yang tercermin dalam cara hidup Anda. Anda dapat melihat hal ini lewat cara hidup seseorang serta cara ia berinteraksi dengan orang lain dan Allah. Dengan kata lain, orang itu memilih menjalani kehidupan yang menyenangkan hati Allah, bukan agar mendapatkan kemurahan-Nya, melainkan karena ia telah mengalami kemurahan-Nya. Pengetahuan adalah suatu hubungan antara yang mengenal dan yang dikenal. Ketika mengenal seseorang, Anda menjalin suatu relasi dan dari situ Anda akan mengenal lebih baik siapa orang itu. Penguasaan diri adalah kemampuan untuk berhenti ketika sesungguhnya Anda ingin terus berjalan. Ketekunan adalah kemampuan untuk tetap berjalan ketika Anda ingin berhenti. Kesalehan mencerminkan kehidupan yang baik, dan kasih akan saudara-saudara menunjukkan betapa Anda sangat memerhatikan kebutuhan orang lain. Anda tidak mementingkan diri sendiri. Puncak dari semuanya ini adalah kasih yang tak bersyarat - kemampuan untuk memberi tanpa mengharap balasan. Itulah cinta sejati. Seseorang yang memiliki sifat-sifat seperti ini adalah tipe pasangan yang seharusnya Anda cari. Tidakkah Anda lebih suka menantikannya?
Ketika masih kecil dan tengah bertumbuh, saya mendengar bahwa cinta membuat dunia berputar. Mungkin Anda pun pernah mendengar hal itu. Cinta merupakan emosi nomor satu yang kita kejar dalam segala relasi. Dan kurangnya cinta membuat banyak orang mengalami kepedihan hidup. Namun selama bertahun-tahun saya juga berjuang menemukan definisi cinta yang memadai. Setelah saya menyadari bahwa cinta sejati itu berasal dari Tuhan dan merupakan karunia Allah sang pencita, cara pandang saya dulu yang tidak memadai itu, akhirnya goyah. Kini saya merasa telah menemukan definisi terbaik tentang cinta: Cinta merupakan sebuah komitmen berdasarkan kehendak Allah, yang umumnya didukung oleh perasaan.
Selama bertahun-tahun saya memikirkan apa yang diyakini ayah saya: cinta hanyalah suatu perasaan. Saya menerima konsep itu karena demikianlah yang pernah diajarkan kepada saya. Saya ingat, ketika masih kecil saya pernah bertanya kepada ayah bagaimana saya tahu kalau saya jatuh cinta. Ia berkata, "Nak, kamu akan mengetahuinya. Kamu akan merasakannya." Karena itu tidak heran bila pernikahannya tidak bertahan. Tatkala perasaan cinta itu menghilang, hilang pulalah hubungan ayah dan ibu saya. Namun karena Allah itu kasih, kasih sejati datang dari Allah dan kasih itu mengalir melewati hubungan-hubungan kita.
Bertahun-tahun lalu saya bertemu seorang pria yang bagi saya merupakan contoh keberhasilan. Maksud saya, ia mempunyai segalanya - wajah tampan, talenta, kecerdasan, pekerjaan. Selain itu, ia punya lima putri cantik berambut pirang, yang masing-masing memberi teladan perilaku yang baik. Saya penasaran seperti apa istrinya. Untuk mengimbangi setiap aspek dalam kehidupan pria ini, sepertinya wanita itu harus merupakan perpaduan antara Cindy Crawford, Julia Roberts, dan Sandra Bullock! Ketika akhirnya saya bertemu dengannya, saya sangat terkejut karena ia di luar dugaan saya. Setelah cukup dekat dengan pria ini, saya bertanya kepadanya, "Maukah kamu berbicara sedikit tentang kasih? Menurutmu, seperti apakah kasih itu?"
Ia memberi tahu saya bahwa baginya kasih itu berarti memberi istrinya waktu yang ia butuhkan dan memastikan bahwa ia merasakan dukungannya yang kuat. Kasih berarti menanyakan apakah ada yang bisa dilakukannya untuk meringankan beban sang istri. Kasih berarti meluangkan waktu bersama anak-anak mereka sehingga istrinya dapat memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Ia menggambarkan kasih sebagai suatu komitmen yang didukung oleh perasaan. Ia mengasihi istrinya dengan melakukan apa yang menurutnya terbaik bagi sang istri. Ia lebih memusatkan perhatian pada kebutuhan istrinya daripada memenuhi kebutuhannya sendiri. Itulah kemampuan yang berasal dari Tuhan. Itulah komitmen, dan komitmen itu berdasarkan kehendak Allah.
Itulah rahasianya. Semua orang yang telah saya sebutkan, yang telah mengalami hubungan yang langgeng, memusatkan perhatian pada kualitas-kualitas yang berkembang. Itu merupakan kualitas-kualitas rohani yang nilai dan kedalamannya terus menerus berkembang dan yang memiliki sedikit atau tidak sama sekali hubungan dengan penampilan luar atau sifat-sifat kepribadian. Kualitas rohani mewakili kualitas-kualitas yang bertahan.
Saya sama sekali tidak menentang pacaran. Sebenarnya, saya yakin bahwa pacaran dapat menjadi aspek positif bagi perkembangan individu jika dilakukan dengan cara pandang yang benar. Apakah Anda ingin tahu apakah pacaran itu? Kata dating (berpacaran) berasal dari bahasa Latin yang berarti "memberi", hingga "membangun" atau "menumbuhkan, mendorong". Seperti yang dikatakan teman baik saya, pacaran seharusnya dimengerti sebagai suatu "perjanjian ilahi untuk menumbuhkan". Saya setuju sekali dengan ide menumbuhkan itu. Jika Anda menemukan seorang lawan jenis yang ingin Anda tumbuhkan, kejarlah! Namun itu tidak berarti menipu pasangan Anda dengan berusaha mendapatkan apa pun darinya, baik secara emosi maupun fisik. Menumbuhkan memiliki suatu tujuan yang sangat berbeda. Menumbuhkan berarti menolak godaan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan pribadi dan sebaliknya memusatkan perhatian pada pemenuhan kebutuhan orang lain. Menumbuhkan berarti lebih memedulikan orang yang Anda pacari daripada diri Anda sendiri.