Ketika Tuhan melihat hati anak-anak Isai, ternyata Daudlah, anak yang bungsu, yang dipilih. Bagaimanakah sikap hati Daud yang membuatnya dipilih Allah?
- Daud tidak tahan mendengar orang mencemooh prajurit Allah yang hidup. Sebab itu tanpa ambil pusing ia bersedia maju melawan Goliat dengan nama Tuhan, "supaya seluruh bumi tahu," katanya, "bahwa Israel ada Allahnya, dan supaya segenap jemaah ini tahu bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran" (1 Samuel 17:36; 17:45-47).
- Daud selalu mencari tahu apa kehendak Tuhan sebelum ia bergerak. Lihat 1 Samuel 23:9-13; 30:7-8 dan 2 Samuel 5:19-20.
- Daud menghormati dan memelihara orang tuanya. Ketika ia dalam bahaya di bawah ancaman Saul, orang tuanya dibawanya ke tempat yang aman (1 Samuel 22:3-4).
- Daud tetap menjaga Saul karena ia diurapi Tuhan, walaupun Saul mengejar Daud. Dua kali Daud menjaga hidup Saul dari bahaya maut (1 Samuel 24:2-8 dan 26:1-12).
- Daud menghargai orang sebagai manusia, sehingga membela mereka walaupun mereka tidak kuat mengikutinya dalam peperangan (1 Samuel 30:9-10, 18-25).
- Daud meratapi Saul sebagai yang diurapi Tuhan (2 Samuel 1:17-27).
- Daud berusaha supaya tabut perjanjian, tanda kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka, dipindahkan ke Yerusalem, ibu kotanya, dan ia memuji-muji Tuhan secara nyata di depan umum tatkala berhasil (2 Samuel 6:15-19).
- Daud mengingat perjanjiannya dengan anak Saul dan berbuat baik terhadapnya secara terang-terangan. Anak Jonatan itu diangkat menjadi seperti anggota keluarga sendiri. (2 Samuel 9:1-7).
Ini bukan berarti bahwa Daud tidak pernah berbuat salah. Ia pernah mencuri istri seorang tentaranya dan kemudian berusaha supaya orang itu tewas dalam peperangan, lalu mengambil istrinya itu. Hal ini sangat jahat di mata Tuhan. Diutus-Nya nabi Natan kepada Daud untuk menyadarkannya. Sekali lagi Daud mengambil sikap yang benar di hadapan Tuhan. Ia mengakui kesalahannnya dan meminta ampun dari Tuhan (2 Samuel 12:13-14 dan Mazmur 51).
Kesalahan Daud itu mempunyai banyak ekornya dalam kaum keluarganya sendiri. Hidup mereka tidak pernah tenteram sesudah peristiwa itu. Namun Daud tetap setia kepada Tuhan, dan Tuhan sendiri berkata bahwa Daud mengikuti-Nya dengan segenap hatinya (1 Raja-raja 14:8).
"Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati" (1 Samuel 16:7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar